1.1 Apa Pendidikan Itu ?
·
Menurut UU No. 20 Tahun 2003
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara.
·
Menurut Edgar Dale
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan
oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah
sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan
peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.
·
Menurut John Dewey :
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental
secara
intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
1.2 Mengapa Pendidikan Itu Penting ?
·
Menurut J.J Rousseau :
Pendidikan memberi kita perbekalan
yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada
waktu dewasa.
·
Menurut Mohammad Noor Syam,1984 :
Pendidikan merupakan upaya untuk
memelihara kebudayaan, “Education as
Cultural Conservation”
·
Menurut Majid
Noor (1981:21) :
Pendidikan bagi manusia
menjadi penting sebagai upaya untuk melakukan proses yang terencana dan berkesinambungan
sebagai dasar untuk mengembangkan potensi dan hakikat kemanusiaannya.
1.3 Kapan Pendidikan itu Dilaksanakan ?
Pendidikan
diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan siswa atau
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan
bukan hanya berlangsung di sekolah. Pendidikan akan mulai segera setelah anak
lahir dan akan berlangsung sampai manusia meninggal dunia, sepanjang ia mampu
menerima pengaruh-pengaruh. Oleh karena itu, proses pendidikan akan berlangsung
dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
1.4 Dimana Pendidikan itu Diperoleh ?
Manusia
hidup di dalam lingkungan tertentu, di dalam lingkungannyalah setiap orang
memperoleh berbagai pengalaman yang turut berpengaruh terhadap perkembangan
pribadinya. Dalam arti luas, semua pengalaman hidup yang berpengaruh positif
terhadap perkembangan pribadi seseorang adalah pendidikan. Sebab itu,
lingkungan dimana seseorang hidup merupakan lingkungan pendidikan baginya.
Terdapat tiga jenis lingkungan pendidikan (Tri Pusat Pendidikan), yaitu keluarga,
sekolah dan masyarakat.
A.
Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi proses
perkembangan seorang individu sekaligus merupakan peletak dasar kepribadian
anak. Pendidikan anak diperoleh terutama melalui interaksi antara orang tua –
anak. Dalam berinteraksi dengan anaknya, orang tua akan menunjukkan sikap dan
perlakuan tertentu sebagai perwujudan pendidikan terhadap anaknya.
Berbagai faktor yang ada dan terjadi di dalam keluarga akan
turut mennetukan kualitas hasil pendidikan anak. Jenis keluarga, gaya
kepemimpinan orang tua, kedudukan anak dalam urutan keanggotaan keluarga,
fasilitas yang ada dalam keluarga, hubungan keluarga dengan dunia luar, status
social ekonomi orang tua, dan sebagainya akan mempengaruhi situasi pendidikan
dalam keluarga, yang pada akhirnya akan turut pula mempengaruhi pribadi anak.
B. Sekolah
Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan
dalam keluarga. Sekolah merupakan lembaga tempat dimana terjadi proses
sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga mempengaruhi pribadi anak dan
perkembangan sosialnya. Sekolah diselenggarakan secara formal. Di sekolah anak
akan belajar apa yang ada di dalam kehidupan, dengan kata lain sekolah harus
mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Oleh karena itu, sekolah tidak boleh dipisahkan
dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan budayanya.
Dalam kehidupan modern seperti saat ini, sekolah merupakan suatu keharusan,
karena tuntutan-tuntutan yang diperlukan bagi perkembangan anak sudah tidak
memungkinkan akan dapat dilayani oleh keluarga. Materi yang diberikan di
sekolah berhubungan langsung dengan pengembangan pribadi anak, berisikan nilai
moral dan agama, berhubungan langsung dengan pengembangan sains dan teknologi,
serta pengembangan kecakapan-kecakapan tertentuyang langsung dapat dirasakan
dalam pengisian tenaga kerja.
C. Masyarakat
Pendidikan di masyarakat merupakan bentuk pendidikan yang
diselenggarakan di luar keluarga dan sekolah. Bentuk pendidikan ini menekankan
pada pemerolehan pengetahuan dan keterampilan khusus serta praktis yang secara
langsung bermanfaat dalam kehidupan di masyarakat. Phillip H.Coombs (Uyoh
Sadulloh, 1994:65) mengemukakan beberapa bentuk pendidikan di masyarakat,
antara lain : (1) program persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah
atau putus sekolah; (2) program pemberantasan buta huruf; (3) penitipan bayi
dan penitipan anak pra sekolah; (4) kelompok pemuda tani; (5) perkumpulan olah
raga dan rekreasi; dan (6) kursus-kursus keterampilan.
Pada masyarakat tradisional pendidikan cukup dilaksanakan di
lingkungan keluarga dan masyarakat saja. Akan tetapi, dalam masyarakat modern,
keluarga tidak dapat lagi memenuhi semua kebutuhan dan aspirasi pendidikan bagi
anak-anaknya, baik menyangkut pengetahuan, sikap, maupun keterampilan untuk melaksanakan
peranannya di dalam masyarakat. Dengan demikian, sekolah dan masyarakat
berfungsi untuk melengkapi pendidikan yang tidak dapat diberikan oleh keluarga.
Namun demikian, tidak berarti bahwa keluarga dapat melepaskan tanggung jawab
pendidikan bagi anak-anaknya. Keluarga diharapkan bekerja sama dan mendukung
kegiatan pendidikan di sekolah dan di masyarakat
1.5 Apa Tujuan Pendidikan Nasional ?
Menurut
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3,
tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab
1.6 Empat Pilar Pendidikan
v Learning
to know (belajar untuk mengetahui) sebagai landasan ilmu pengetahuan
v Learning
to do (belajar melakukan) sebagai aplikasi
v Learning
to live together (belajar hidup dalam kebersamaan)
v Learning
to be (belajar menjadi diri sendiri) sebagai penggalian potensi diri
Belajar Untuk Mengetahui (Learning
To Know)
Senakin
luas pengetahuan seseorang, semakin baik ia dapat memahami berbagai aspek dari
lingkungannya. Studi tersebut mendorong rasa ingin tahu yang lebih besar secara
intelektual, mempertajam kemampuan kritis dan memungkinkan orang mengembangkan
penilaian mereka secara independen pada diri sendiri dan pada dunia di sekitar
mereka.
Belajar Untuk Melakukan (Learning
To Do)
Hal
utama yang dimainkan oleh pengetahuan dan informasi dalam industri manufaktur
telah menyusul tuntutan akan keterampilan khusus bagi tenaga kerja. Konsep
utama sekarang adalah “kompetensi pribadi”. Kompetensi Pribadi ini dinilai
dengan melihat campuran keterampilan dan bakat, menggabungkan keahlian bersertifikat
yang diperoleh melalui pelatihan tenis dan kejuruan, perilaku social, inisiatif
pribadi, dan kemauan untuk mengambil resiko. Jika kita menambahkan permintaan
untuk komitmen pribadi pada pihak karyawan dalam peran mereka sebagai agen
perubahan, jelas bahwa jenis kompetensi pribadi melibatkan bawaan sangat
subjektif atau diperoleh kualitas yang sering disebut sebagai “ keahlian
interpersonal” dikombinasikan dengan pengetahuan dan keterampilan pekerjaan
lain. Dari kualitas, komunikasi, dan keterampilan tim pemecahan masalah yang
lebih penting adalah asumsi.
Belajar Untuk Menjadi (Learning To
Be)
Pendidikan
harus berkontribusi untuk menyelesaikan pengembangan setiap orang. Semua orang
di masa kecil dan remaja harus menerima pendidikan yang melengkapi mereka untuk
mengembangkan independensinya sendiri, cara berpikir kritis, dan penilaian,
sehingga mereka dapat mengambil keputusan untuk memilih kursus terbaik dalam
hidup mereka
Belajar Untuk Hidup Bersama
(Learning To Life Together)
Tugas
pendidikan, baik dalam rangka pembelajaran bagi siswa dan mahasiswa tentang
keragaman manusia maupun untuk menanamkan kesadaran diri mereka tentang
persamaan dan saling ketergantungan semua orang esensinya adalah bagaimana
mereka mampu hidup bersama dengan orang lain secara bersahabat dan
menyenangkan. Sejak dari anak usia dini, proses dan substansi pembelajaran
harus merebut setiap kesempatan untuk mengejar aneka cabang ilmu yang mengarah
pada tujuan ini. Ketika orang bekerja sama dalam proyek-proyek yang menarik dengan
melibatkan mereka dalam aneka bentuk tindakan yang tidak biasa, perbedaan dan
bahkan konflik antara individu cenderung melemah dan kadang-kadang hilang.
1.7 Referensi
Danim, Sudarwam. 2011. Pengantar Pendidikan. Bandung. CV.
Alfabeta
Fatturrahman, dkk.
2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta.
Prestasi Pustaka Publisher
Wahyudin, Din dkk.
2011. Pengantar Pendidikan. Jakarta.
Universitas Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar