Minggu, 07 April 2013

Tawaran Jalur Khusus Beasiswa Pendidikan Pascasarjana di Auckland University Selandia Baru Tahun 2013

Kepada yth.
Dosen tetap perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Ditjen Pendidikan Tinggi bekerjasama dengan University of Auckland, Selandia Baru membuka kesempatan bagi dosen tetap perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan studi jenjang Doktoral di University of Auckland melalui terlebih dahulu mengikuti program pelatihan Bahasa Inggris selama 10 minggu.

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, jika Saudara adalah dosen tetap perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan memenuhi persyaratan, yaitu memiliki NIDN, berusia tidak lebih dari 45 tahun, dan mempunyai nilai IELTS minimal 6.0, silakan mendaftar secara daring (online) Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Luar Negeri Ditjen Dikti tahun 2013 melalui laman : beasiswa.dikti.go.id  dengan pilihan jenis beasiswa Dikti Selandia Baru. Ditjen Dikti akan membantu peserta mendapatkan LoA dari perguruan tinggi terkait.

Selanjutnya perlu kami sampaikan bahwa mengingat pendidikan S3 di perguruan tinggi sebagaimana dimaksud diatas dimulai pada September 2013, bagi yang berminat dapat mengajukan lamarannya kelaman tersebut diatas paling lambat tanggal 30 April 2013 pukul 17.00 WIB.

Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami ucapkan terimakasih.
DirekturPendidikdanTenagaKependidikan




Sabtu, 06 April 2013

Tingkat Kecerdasan Anak adalah Warisan dari Ibu


Pernahkah Anda mendengar anjuran “carilah istri yang cerdas supaya bisa mempunyai anak yang cerdas karena kecerdasan itu diturunkan dari seorang ibu”. Namun, Anda pasti bingung dan bertanya-tanya, yaitu bagaimana kecerdasan itu diturunkan dari ibu? apakah kecerdasan itu bisa ditingkatkan? dan apa saja yang mempengaruhi kecerdasan?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, berikut uraian yang mungkin bisa menjadi referensi Anda.
Apakah Kecerdasan Diturunkan?
Menjelang akhir 1997, seorang ilmuwan mengumumkan bahwa ia telah menemukan satu gen kecerdasan di kromosom 6. Orang kebanyakan memiliki urutan tertentu pada gen tsb, tapi anak-anak cerdas dengan IQ 160 yang diteliti olehnya memiliki urutan agak berbeda pada gen IGF2R tsb. Penemuan Robert Plomin ini segera mengundang kontroversi. Tak banyak perdebatan dalam sejarah sains yang berlangsung seseru perdebatan seputar kecerdasan. Parameter uji kecerdasan dengan IQ sendiri merupakan kontroversi. Di akhir 1990-an, banyak ilmuwan memperkenalkan kecerdasan yang lain: emotional, spiritual, adversity quotience, dll. Seorang pakar, Howard Gardner, bahkan telah mendefinisikan 9 jenis kecerdasan yang berbeda, di antaranya kecerdasan visual, kecerdasan verbal, kecerdasan musik, bahkan kecerdasan atletik. Penelitian yang terakhir ini rasanya lebih adil. Mengatakan Mozart, Hemingway, atau Zidane lebih bodoh daripada Newton, kini akan terdengar cukup konyol.
Penelitian lain dilakukan Thomas Bouchard. Dimulai th 1979, ia mengumpulkan pasangan-pasangan kembar terpisah dari seluruh dunia dan menguji kepribadian dan IQ mereka. Hasil yang diluar dugaan dari penelitian ini adalah korelasi antara anak-anak adopsi yang dibesarkan bersama ternyata nol. Artinya,tidak ada pengaruh asuhan keluarga terhadap IQ. Jika bukan asuhan keluarga, lalu apa yang menentukan IQ? Jawabnya adalah peran penting rahim seorang Ibu! Menurut studi lain, pengaruh peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kandungan terhadap kecerdasan tiga kali lebih besar dibanding apapun yang diperbuat oleh orangtua sesudah bayi lahir.
Kesimpulan yang dapat diambil dari studi tadi adalah, kali ini menurut Ridley, bahwa kira-kira separuh IQ kita dapatkan melalui pewarisan, dan kurang dari 20% berasal dari asuhan keluarga. Sisanya berasal dari kandungan, sekolah, dan teman sepergaulan. Sifat pewarisan IQ sewaktu anak-anak porsinya kurang lebih 45%, sedangkan pada masa akhir remaja naik menjadi 75%. Sejalan dengan pertumbuhan, anak secara berangsur mengekspresikan kecerdasan bawaan dan meninggalkan pengaruh-pengaruh sebelumnya yang ditanamkan orang lain. Akhirnya, meskipun terbukti sahih bahwa kecerdasan diwariskan, sifat pewarisan bukan berarti tidak dapat berubah. Kecerdasan bawaan sangat berperan, sebagaimana pengaruh lingkungan asuhan tak dapat disepelekan. Ambillah orok dari sepasang suami-istri profesor mekanika kuantum dan doktor biologi molekuler, lalu besarkanlah ia di Nusa Tenggara Timur, tempat dimana anak-anak menderita marasmus. Tujuh belas tahun kemudian kita akan membuktikan kesimpulan Ridley.
Siapa yang Lebih Berperan dalam Mewariskan Kecerdasan pada Anak?
Faktor genetik seorang Ibu seangat berpengaruh terhadap kecerdasan anak. Menurut ahli genetika dari UMC Nijmegen Netherlands Dr Ben Hamel “Pengaruh itu sedemikian besar karena tingkat kecerdasan seseorang terkait dengan kromosom X yang berasal dari ibu”.


Karena itu, ibu yang cerdas berpotensi besar melahirkan anak yang cerdas pula. “Dengan demikian, lebih baik memiliki ibu yang cerdas daripada ayah yang cerdas,” ujar Hamel. Namun, kelainan genetika dari seorang ibu juga dapat diturunkan kepada anak-anaknya, termasuk di antaranya retardasi mental.
Dalam keadaan normal, setiap manusia memiliki 23 pasang kromosom yang terdiri atas 22 pasang kromosom autosom dan sepasang kromosom seks. Ada 23 kromosom berasal dari ibu yang disebut kromosom XX dan 23 pasang lagi berasal dari ayah yang disebut kromosom XY.


Kromosom dari ayah dan ibu akan bergabung saat terjadinya fertilisasi, yaitu pertemuan antara sel sperma dan sel telur yang akan menghasilkan zigot. Dalam keadaan normal, zigot akan melakukan pembelahan sel secara mitosis sehingga setiap sel dalam tubuh manusia akan membawa informasi genetik yang sama.
Otak dikatakan berfungsi optimal jika memiliki kemampuan berfikir kreativ dan innovative pada saat yang tepat. Untuk mendapatkan sel otak yang bisa berfungsi maksimal, selain factor genetic, juga dipengaruhi oleh asupan gizi, dan ransangan luar.
Genetik diturunkan dari kedua orang tua, asupan gizi dan ransangan dari luar tergantung dari bagaimana kita memenuhi kebutuhan gizi anak, dan melayani anak, apakah permainan, interaksi orang tua dan anak. Permainan edukatif dan yang banyak mengundang kreativitas anak tentu akan lebih baik untuk perkembangan otak yang sempurna. Sehingga kecerdasan yang sebenarnya itu adalah akumulasi dari genetic, supply gizi dan ransangan. Dengan artian walaupun orang tua mempunyai genetic yang baik, tapi anak tidak diberi makanan yang baik dan tanpa diransang justeru kecerdasan itu nggak akan muncul sempurna.
Bagaimana Seorang Ibu Berperan Penting dalam Pewarisan Kecerdasan Anak?
Bagaimana bisa seorang ibu menjadi penentu kecerdasan anak-anaknya? Mungkin pertanyaan ini akan terdengar kurang indah ditelinga kaum laki-laki karena pada dasarnya seorang anak terlahir dari pertemuan antara sperma (laki-laki) dan ovum (perempuan) melalui proses fertilisasi dimana setelah terjadi proses fertilisasi tersebut, kedua sel gamet itu akan melebur menjadi satu dan membentuk zygot kemudian membelah menjadi morula, blastula, gastrula, dan berdiferensiasi menjadi makhluk hidup kecil di dalam rahim yg disebut dengan fetus (janin).


Ovum merupakan sel gamet yang terdiri dari inti sel dan sitoplasma lengkap dengan organel-organel yang akan berperan dalam proses pembelahan dan perbanyakan sel. Sperma merupakan sel gamet yang terdiri atas kepala dengan inti sel dan ekor yang mengandung mitokondria sebagai pemberi energi bagi pergerakan sperma. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa 14 jam setelah proses fertilisasi maka ekor sperma yang mengandung mitokondria akan dilepas dan dibuang, inti sel ovum dan sperma akan melebur menjadi satu sehingga terbentuklah sel baru (zygot) 2n. Inti zigot merupakan gabungan antara inti sperma dan ovum sedangkan sitoplasma dan organel-organel sel berasal dari organel sel ovum. Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa prosentase peran ovum lebih besar daripada sperma dalam aktivitas pembelahan sel selanjutnya.
Di sinilah awal peran Ibu dalam menentukan kecerdasan, yaitu melalui mitokondria. Yang menarik, mitokondria ini hanya diwariskan oleh ibu, tidak oleh ayah. Sebab, mitokondria berasal dari sel telur bukan dari sel sperma (sebagaimana penjelasan sebelumnya). Dalam setiap sel manusia ada sebuah organela yang sangat strategis fungsinya. Organela ini dinamakan mitokondria. Organelnya berongga berbentuk bulat lonjong, selaputnya terdiri dari dua lapis membran, membran dalam bertonjolan ke dalam rongga (matriks), serta mengandung banyak enzim pernapasan. Tugas utama mitokondria adalah memproduksi kimia tubuh bernama ATP (adenosin tri phosphat). Energi hasil reaksi dari ATP inilah yang menjadi sumber energi bagi manusia. Mitokondria bersifat semiotonom karena 40 persen kebutuhan protein dan enzimnya dihasilkan sendiri oleh gennya. Mitokondria adalah salah-satu bagian sel yang punya DNA sendiri, selebihnya dihasilkan gen di inti sel. Itulah sebabnya investasi seorang ibu dalam diri anak mencapai 75 persen.


Keseimpulannya, berdasarkan uraian 3 pertanyaan di atas. Secara teori, kecerdasan anak mungkin sangat dipengaruhi oleh kecerdasan seorang ibu. Namun, fenotip (penampakan) yang kita lihat bukanlah melulu hasil dari faktor genetik melainkan hasil interaksi dengan lingkungan juga.


Circle me on G+ : aRief LordZY

Jumat, 05 April 2013

Saat-saat mudik di bulan Maret 2013 part 2

Sore pun menjelang malam, kulihat langit di sekitarnya mulai menjadi gelap, mataharipun kembali ke peraduannya, tapi sayangnya tak kutemukan bulan yang cerah di malam itu, bulan tak mau keluar dari singgasananya, karena hujan turun lumayan deras. Semua penumpang menampakkan wajah yang lelah dan ngantuk karena perjalanan yang cukup lama, dari jam setengah 12 siang sampai jam setengah 8 malam, tepatnya 8 jam kita berada di bis. Meskipun hujan turun, tak merubah kegembiraan wajah-wajah itu karena sudah sampai di tujuan, termasuk aku yang sangat senang sekali akhirnya sudah sampai dengan lancar dan selamat, tak ketinggalan pula sms datang dari adik ketiga yang mengatakan kalau dia akan menjemput, Tumben anak ini baik sekali mau menjemput sang kaka, tapi alhamdulillah...semoga adikku diberikan yang terbaik oleh Allah SWT, diberikan kedewasaan dan senantiasa dijaga oleh-Nya, terima kasih adikku sayang :)

Kutunggu jemputan dari sang adik di pool bis primajasa, kulihat semua penumpang yang tadi berada di dalam bis yang sama satu persatu mulai meninggalkan tempat itu, kulirik jam di tangan, waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, akhirnya Akupun sms sang adik, dia ternyata harus menunggu temannya menjemput karena hari hujan dan tak mungkin menjemput dengan motor. Dengan penuh kesabaran, akupun menunggu. 

Selang beberapa menit kemudian, sms mulai datang dari adikku yang menyatakan kalau dia sudah ada di depan pool, kulihat dari kejauhan mobil sedan berwarna orange tua, di depan ada 2 temannya, dan adikku menungguku di belakang mobil, akhirnya akupun naik dan melaju ke rumah, di perjalanan kusempatkan untuk membeli makanan sekedar oleh-oleh buat di rumah, karena pada saat itu aku belum beli apapun. Horeee...akhirnya sampailah aku di rumah dengan disambut adik-adik kecilku dan kedua orang tuaku, senangnya hati ini..terima kasih ya Allah atas setiap nikmatmu. Kita pun makan bersama, mengobrol bersama, nonton TV bersama, dan setelah semuanya lelah akhirnya masing-masing mulai bersiap diri untuk tidur :)

Malam berganti siang, di hari sabtu, masih seperti biasa, kondisi rumahku di saat pagi sangat rame dengan aktivitas yang dilakukan oleh ibu dan bapakku dalam menyiapkan bahan untuk barang dagangan, dan masih seperti biasa, suara ibukupun nyaring keras membangunkan semua orang di rumah untuk mengerjakan shalat subuh, hehehe...padahal aku udah besar dan tau arti pentingnya shalat, tapi tetep saja, mamah selalu berteriak-teriak, ya mau digimanain lagi, mungkin itu sudah menjadi kebiasaan beliau. Aku nikmati saja meskipun terkadang ada rasa malu ketika mamah selalu membiasakan diri seperti itu.

Di siang hari, aku menyempatkan untuk mengantar sang Bapak memotong kaca ke sebuah toko, dan sekalian membelikan mamah kompor gas dan sebuah lemari pakaian, tentunya karena ada alasan tertentu kenapa aku memilih dua barang itu untuk kubeli, selain itu aku pun mencoba menanyakan mengenai harga bahan bangunan, karena aku berniat untuk merenovasi rumah. tapi sayangnya..niat itu pun tertunda karena aku mulai berpikir lebih baik menabung uangnya terlebih dahulu, nanti kalau sudah terkumpul akan jauh lebih muda untuk secara langsung merenov-nya atau bahkan membelikan keluargaku sebuah rumah di perumahan...aamiin..hanya bisa berdo'a dan berikhtiar. 

Di sore harinya aku bermain ke sebuah mall mengajak adikku jalan-jalan, bukan aku sih yang ngajak, tapi tepatnya mereka-lah yang merengek-rengek untuk main. Karena jarang aku bersama mereka, akhirnya kukabulkan  keinginan mereka dan berangkatlah aku bersama ketiga adik kecilku. Ada syarat yang aku berikan kepada mereka selama di mall itu, yaitu tidak boleh maen game ..hohoho...aku yang lulusan  teknologi media digital dan game malah melarang mereka untuk bermain game, itu dikarenakan uang yang aku kasih sayang banget terbuang percuma dan tidak ada yang membekas, toh game juga bisa mereka mainkan di laptop atau hp yang ada. kuminta mereka membeli makanan karena sangat jarang sekali mereka belanja di mall, sangat senang sekali melihat kegembiraan mereka di kala itu. 

Di malam harinya, pamanku berbicara via telpon tentang BPKB motor yang sudah jadi, dan meminta untuk ikut bersamanya ke rumahnya. Akhirnya ikutlah aku kesana, kulihat sebuah mobil baru menungguku di jalan, wow..ternyata pamanku beli mobil lagi..hebatnya..aku kagum pada satu paman yang satu ini, pesan dia untukku adalah jangan terlalu sering memboroskan uang, rajinlah menabung, ibarat punya uang 1000, tabunglah 500, dan jangan pernah pinjam uang ke bank kalau tidak darurat, karena paman juga tidak pernah pinjam uang ke bank. wow..jadi selama ini, pamanku membuat rumah yang begitu besar...itu adalah hasil dari menabung???hebat...benar-benar hebat..aku melihat sendiri bukti dari kesuksesan sang paman, dan mulai saat ini akan kucoba untuk rajin menabung, memilah setiap keperluan yang penting dan ga penting. terima kasih Paman, atas setiap nasehatmu, aku tau kalau Paman sangat menyayangiku dan peduli terhadapku :). Setelah mengambil BPKB, akupun pamit untuk pulang, alhamdulillah untuk hari ini.






Kamis, 04 April 2013

Saat-saat Mudik di Bulan Maret 2013 Part 1

Alhamdulillah bisa menyempatkan untuk mudik ke Tasikmalaya setelah 3 bulan mengembara di Provinsi Banten, tepatnya di daerah Tangerang. Kupilih waktu terbaik kapan aq harus pulang, yaitu  hari Jum'at tanggal 29 Maret.

Di pagi hari, kupersiapkan semua perlengkapanku, kukerjakan semuanya dengan santai dan tenang meskipun itu baru pertama kalinya Aku mudik langsung dari daerah Tangerang, yang biasanya kulakukan bersama dengan adik tercinta dari daerah Serang. Berhubung sang adik tidak libur, akhirnya aku pun mudik sendiri, tak apalah :D

Kendaraan ke daerah Tasik dari Kebon Nanas jarang sekali aku temukan, oleh karena itu, akupun mencoba bertanya kepada teman-teman di kosan mengenai hal itu, harus lewat mana aku berangkat agar bisa mendapatkan kendaraan kesana, ada berbagai opsi, diantaranya adalah 
1. Ke Kalideres, dari sana ada bis menuju Tasikmalaya
2. Ke Kebon Jeruk lewat gading serpong dari sana ada bis menuju Tasikmalaya karena ada bis yang berasal dari Jalur Merak
3. Ke Palem Semi, dan dari sana menuju Kebon Jeruk

Lama aku berpikir untuk memilih jalan mana yang harus aku tempuh, dan akhirnya aku putuskan memilih opsi no 1 dengan alasan tidak terlalu jauh dari tempat aku sekarang berada dan akupun belum pernah ke daerah sana, padahal selama ini dari Tasik aku selalu naik bis jurusan Tasikmalaya-Kalideres.

Akhirnya sekitar jam 08.00 akupun berangkat menuju Kalideres, perjalanan dari kosan kulakukan terlebih dahulu dengan naik angkot menuju Gading Serpong, dari sana aku naek angkot lagi jurusan Serpong-Kalideres, hampir 1 jam aku berada di dalam angkot tersebut, ternyata lama juga hehehe....mungkin karena macet dan angkotnya "ngetem" alias berhenti sebentar untuk mencari penumpang, karena terasa lama, aku pun bertanya ke seorang mba apakah masih jauh tempatnya? dan mba itupun bilang "masih jauh" ...mau gimana lagi, dan aku pun bersabar.

Alhamdulillah saatnya menginjakkan kaki di terminal Kalideres, terminalnya lumayan luas dengan puluhan bis yang ada disana, kutelusuri satu persatu bis-bis itu, kulihat tulisan-tulisan besar yang terpampang di atas kaca, dan hasilnya tak kutemukan satupun tulisan yang menunjukkan jurusan Tasikmalaya-Kalideres. Akhirnya kucoba tanyakan pada orang-orang yang lalu lalang disana, dan ada orang yang menunjukkan daerah dimana bis itu berada, tapi ternyata tempatnya kosong, hanya hamparan tanah aspal yang menyapaku disana, kutanyakan kepada bapak-bapak yang sedang berada disana, dan beliau menjawab kalau adanya sekitar jam 10.00. Kutengok jam tangan, waktu menunjukkan pukul sembilan lebih, dan akhirnya kuputuskan untuk menunggu, mengingat waktu yang sebentar lagi. 

Menit pun berlalu dan akhirnya jam 10.00 pun terlewati, tak ada ciri-ciri mengenai akan datangnya bis tersebut, dengan rasa malu, akhirnya kutanyakan kembali kepada Bapak-bapak itu, beliaupun menjawab "kalau tidak ada sekarang paling jam 14.00 baru ada, mungkin di jalannya macet, karena banyak yang mudik". Di bagian belakang warung, ada salah seorang ibu yang sedang memasak, mungkin terdengar oleh beliau dan akhirnya beliaupun ikut menimpali "kalau bisnya baru ada sekitar jam 14.00, kondekturnya sendiri yang bilang kemaren sore-nya". Akupun berpikir, apa yang harus aku lakukan disaat itu, dan kupilih untuk menuju Kampung Rambutan, kucoba tanyakan bis mana yang harus aku tumpangi, dan alhamdulillah setelah aku mencarinya, kudapatkan bis itu :), bersiap menuju Kampung rambutan :D

Jam 11.00 akhirnya aku sampai di Kampung Rambutan, di saat tiba di tempat bis menuju Tasikmalaya, banyak sekali penumpang yang menunggu datangnya bis, wow...sesuatu...ternyata bis tak ada dan penumpang yang mau mudik pun banyaknya...gimana caranya berburu untuk mendapatkan kursi di bis ya???? hmm....

Sekian menit menunggu, bis pun tiba, sudah banyak yang berlari-larian mengejar bis, termasuk aku. Di saat bis itu mulai membukakan pintu, berjejal-jejalan orang mencoba masuk ke dalamnya, saling sikut, saling dorong dan sebagainya agar bisa masuk dan mendapatkan kursi di dalamnya, karena ingin pulang, akupun mencoba menyusup ke dalam jejalan orang-orang itu, sampai kepalaku sakit karena ada orang yang membawa barang besar dan berusaha memaksakan barang itu masuk ke bis. Alhamdulillah akupun akhirnya masuk bis, tapi sayang disayang sudah tak ada kursi lagi yang tersisa hehehe....

Supir dan kondektur berteriak-teriak untuk meminta turun kepada penumpang yang tak kebagian kursi, lalu aku harus bagaimana? apakah ikut turun bersama arus orang-orang yang turun dari bis? dengan banyaknya penumpang yang tak kebagian tempat, apakah aku harus berdesak-desakkan lagi yang belum tentu dapat kursi atau tidaknya mengingat banyaknya penumpang yang masih mengantri. Akhirnya kuputuskan untuk berdiam diri di bis, memberikan jalan kepada orang untuk turun dari bis, mencoba mencari pilihan yang terbaik di saat itu. Alhamdulillah, Allah memberikan pertolongan, di saat orang-orang sudah mulai turun, aku lihat ada yang berdiam diri juga sama seperti aku, dan dia pun tak mau turun, akhirnya kita putuskan untuk duduk di bawah, tak apalah, daripada harus menunggu lama lagi untuk bisa pulang. 

Alhamdulillah ternyata banyak yang mengikuti jejak kita, ternyata duduk di bawah kalau banyakan ga begitu menakutkan ataupun bikin pegal seluruh badan, aku bisa duduk seperti halnya ketika aku duduk di tikar atau alas apapun, ketika aku pegal, akupun bisa berdiri, alhamdulillah space untuk duduk pun tak begitu kecil, sehingga dengan mudahnya aku bisa memilih bentuk duduk seperti apa agar nyaman selama di perjalanan. Aku mencoba mengambil hikmah dari kejadian tersebut, alhamdulillah kalau aku tidak seperti ini pada saat pulang, mungkin belum tentu aku bisa menghapal ayat suci al-qur'an di bis, mungkin aku bisa saja tertidur pulas di kursi yang empuk karena saking capeknya, tapi alhamdulillah aku mencoba menghapalkan sedikit demi sedikit, lumayan, hampir setengah halaman aku kuasai hapalan itu, Akupun berkenalan dengan salah seorang akhwat dari Ciamis, yang sekarang dia mengambil S2 di IPB, namanya Ary Haura. Kita berbagi cerita dan akhirnya saling mengenal dan bertukan no handphone, berusaha untuk memperpanjang tali silaturahim, hanya sebentar aku tertidur di bis itu, karena agak kesulitan kalau tidur di bawah.  Akhirnya tibalah aku di Tasikmalaya, tepatnya jam 19.30 , alhamdulillah selama perjalanan pun dilancarkan, pengalaman pertama buatku tidak mendapatkan kursi tempat duduk. Alhamdulillah untuk semuanya :) . Kulanjutkan cerita ini nanti ya ....






Rabu, 03 April 2013

Siapa Ya Jodohku ?

dakwatuna.com – Siapa Ya Jodohku? 

Ada yang resah, bilangan tahun makin bertambah pada usia. Namun tak juga sampai pada masa untuk memesan undangan walimah, lalu menyebarkannya pada sahabat, tetangga dan saudara dengan suka cita.
Ada yang mulai gelisah, saat teman-teman seangkatan, bahkan adik kelas mulai berfoto dengan anak-anaknya, sudah dua, tiga bahkan berlima, dengan senyum yang bahagia. Lalu hati pun bertanya, kapan giliran saya?
Ada yang mulai meragukan kesabarannya sendiri untuk bertahan. Lalu perlahan-lahan mengubah penampilan, melobi karakter kebaikan yang dulu disyaratkan untuk calon pendamping. Ada yang mulai melunak, tak lagi memilih-milih karakter keimanan dan kebaikan yang dulu disyaratkan sebagai calon qawwamnya dalam rumah tangga. Akhirnya berakhir pada ucapan, “wis sopo wae lah sing tekko” (sudah, siapa saja lah yang datang).ada yang mulai ragu bahwa dengan tetap menjaga keimanan dan kesabarannya, ia akan mendapatkan jodoh yang layak di mata Allah.
Ada ratusan kali, mungkin ribuan bahkan jutaan kali berdoa agar didekatkan jodoh yang baik dan tepat untuk nya, namun tak kunjung dikabulkan oleh Allah. Lalu akhirnya marah, perlahan meragukan Maha Rahmannya Allah. Akhirnya tak lagi khusyuk meminta, bahkan berhenti berharap dan berdoa.
Ada yang akhirnya menyambut siapa saja dengan tangan terbuka, setiap sms yang membuat hatinya berbunga, mengiyakan tawaran makan malam, dan jalan-jalan yang datang padanya. Menjajaki setiap orang yang dirasa ‘potensial’ menjadi pendamping hidupnya. Terus menjalani ‘petualangan cinta’ sampai ketemu yang paling cocok dan berani melamarnya. “Siapa tahu jodoh”, begitu kata hatinya. Keyakinannya menjadikan dia seperti pembeli sepatu, berganti-ganti sampai model, harga dan ukurannya pas di kaki.

Jodohku: Luar biasa hingga kita bertemu
Orang yang akhirnya menjadi suami istri, suatu saat akan menyadari betapa luar biasanya ‘garis hidup’ yang dibuat Allah hingga mempertemukan mereka berdua. Sampai pada saya beberapa kisah, yang membuat saya akhirnya berkata “Subhanallah, Maha Suci Allah”. Baru menyadari makna kata “wa min aayaatihii” pada Ar-Rum 21: ayat yang banyak dinukil pada kartu undangan walimah. Mari kita renungkan lagi “Dan di antara tanda-tanda kekuasanNya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antara kamu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir)
Jodoh dan berjodoh, adalah bagian dari Keputusan Allah, penetapan Allah atas manusia. Urusan jodoh dan berjodoh, bukan sebuah urusan kecil dan main-main, karena Allah tak pernah main-main dalam menciptakan manusia, menentukan rezeki, dan perjalanan hidup hingga matinya manusia. Allah tak sedang ‘mengocok lotre’ dan mengundi seperti arisan ketika menentukan jodoh seseorang. Maka jika kita memiliki harapan tentang calon pendamping hidup kita, menginginkan agar kita segera dipertemukan dengan jodoh kita, maka mintalah pada Allah! Bicaralah pada Allah! Mendekatlah pada Allah! Bulatkan, kuatkan, kencangkan keyakinan kita pada Allah. Apa yang tidak mungkin bagi kita, adalah sangat mudah bagi Allah.


Sampai pada saya beberapa kisah nyata tentang teman, kerabat dan beberapa kenalan:
1. Saya memanggilnya bu Aisy, guru TK saya. Memakai busana muslimah ke mana saja sejak masih muda. Selalu tersenyum ramah dan mengingat nama kami, muridnya. Lama tak bertemu, bahkan sampai saya kuliah, beliau juga belum menikah. Baru ketika saya hampir lulus kuliah, ibu yang pernah menjadi teman sepengajiannya itu akhirnya mengabarkan berita walimah bu Aisy. Mungkin usianya ketika menikah itu sudah lebih 50 tahun, masih ‘gadis’ insya Allah. Seorang ustadz dari sebuah organisasi keislaman terkemuka, melamarnya. Duda dengan anak-anak dan cucu yang shalih-shalihah insya Allah.  Ketika lebaran tiba, saya melihat ruang tamunya bertambah ramai: ikhwan-akhwat beserta cucu-cucu yang lucu kini meramaikan rumahnya, membuat pelangi di hatinya. Puluhan tahun kesabaran yang berbuah indah.
2. Ini cerita teman dari teman sekamar saya. Tetangganya menikah, ramai tamu menghadiri undangannya. Mereka berdua baru saja melaksanakan ijab-kabul, langsung duduk berdua di pelaminan menyalami tamu undangan. Belum sempat masuk kamar untuk berdua menikmati kehalalan suami istri. Tiba-tiba sang mempelai lelaki berkata pada istrinya:”dadaku sakit dek”, lalu sang istri memapahnya duduk di kursi pelaminan. Beberapa menit kemudian, mempelai lelaki itu meninggal di kursi pelaminannya. Masih memakai baju pengantinnya.
3. Menonton sebuah program bincang-bincang keislaman di sebuah televisi swasta, dihadirkan sepasang suami istri yang perbedaan usia keduanya 20 tahun lebih. Otak saya masih loading, memastikan beberapa fakta: ketika sang lelaki berumur dua puluh tahun lebih (sekiranya ia sekolah terus, maka kira-kira sudah lulus kuliah): ketika itu ‘jodohnya’ baru lahir ke dunia. Ya lahir sebagai seorang bayi, lalu baru dua puluh tahun kemudian mereka menikah.
4. Ini cerita dari adik kelas saya, bapak-ibunya berasal dari desa yang berbeda di sebuah kabupaten di Jawa Tengah. Tapi mereka berdua memutuskan menikah, justru ketika kedua keduanya dipertemukan Allah saat merantau untuk bekerja di Kalimantan. Jodoh yang ternyata dekat, tapi Allah (mungkin) menginginkan mereka melakukan perjalanan ribuan kilometer jauhnya, hingga sampai pada koordinat tempat mereka bertemu, dan waktu yang tepat untuk menikah. Ada pula yang bapaknya lahir dan besar di Kalimantan, Ibunya lahir dan besar di Sumatra, tapi dipertemukan dan memutuskan menikah saat masing-masing tinggal sementara waktu di Pulau Jawa. Ya, masing-masing menempuh jalan panjang, mengambil banyak keputusan penting sampai akhirnya memutuskan untuk menikah. Ya keputusan penting itu bisa berupa; mau sekolah di mana, diterima kuliah di jurusan apa, di kota mana, bekerja di mana, pindah bekerja di mana, berteman dengan siapa dan seterusnya.
5. kita mungkin juga pernah tahu lewat media massa, ada seorang artis dengan tubuh (maaf) ‘kerdil’, akhirnya menikah dengan perempuan bertubuh normal, cantik dan akhirnya mereka menikah dan punya anak. Kita juga mungkin kadang terheran-heran, dengan ‘rumus jodoh’ ketika bertemu dengan seorang yang sangat cantik dan memiliki suami yang ‘sangat biasa saja’, atau sebaliknya dalam pandangan kita.
Jika ditambahkan akan semakin panjang daftar kisahnya. Dengan berbagai nama, waktu, tempat dan lakon yang berbeda-beda. Tapi setidaknya dari berbagai kisah yang dekat, dan terjadi di sekitar kita bisa berpikir, merenungkan dan mengambil kesimpulan-kesimpulan.

Kesimpulan-kesimpulan yang sebenarnya (semua orang) Tahu!
Justru karena kita tidak tahu siapa jodoh kita, kapan bertemunya, bagaimana akhir kisahnya di dunia dan akhirat: maka hidup kita menjadi lebih indah, berwarna dan bermakna. Karena kita akan menjalani kemanusiaan kita dengan tetap menjadi hamba Allah. Menikmati indahnya berjuang, menikmati kesungguh-sungguhan ikhtiar, menikmati indahnya meminta pada Allah, menikmati indahnya memohon pertolongan pada Allah, menikmati indahnya bersabar, menikmati ‘kejutan’-kejutan yang Allah hadirkan dalam kehidupan kita

Kita tidak bisa mengajukan proposal pada Allah. Kita tidak bisa memaksa Allah: pokoknya dia ya Allah, maunya kau dia yang jadi jodohku ya Allah. Kita tidak bisa menguasai dalamnya hati manusia, kita tak bisa membatasi akal pikiran manusia. Ya karena kita tidak berkuasa atas kehidupan dan kematian manusia, atas berbolak-baliknya hati manusia: karena itu kita tak boleh melabuhkan cinta terbesar kita pada manusia. Kita labuhkan saja cinta terbesar kita pada Allah, yang dengan kecintaan itu lalu Allah melabuhkan cinta manusia yang bertaqwa dalam hati kita. Sehingga taqwa itu yang membuat kita berjodoh dengan orang yang bisa menumbuhsuburkan cinta kita pada Allah. Karena taqwa yang dirajut selama pernikahan yang barakah itu, mudah-mudahan kita berjodoh hingga ke surga. Bukankah ini lebih indah?

Sungguh jodoh tidak berjalan linier di atas garis kecantikan, ketampanan, kekayaan, kedekatan geografis. “Rumus jodoh’ bukan ditentukan oleh hukum kepantasan manusia. Karena manusia hanya tahu permukaannya, berpikir dalam kesempitan ilmunya, memutuskan dalam pengaruh hawa nafsunya. ‘Rumus jodoh’ semata-mata kepunyaan Allah. Karena itu, sebagai hamba kita hanya mampu menerima keputusan Allah. Menyiapkan diri untuk menerima apapun keputusan Allah. Menyiapkan seluas-luas kesabaran, keikhlasan, sebesar-besar keimanan untuk menerima ‘jatah jodoh’ yang berupa pendamping hidup, rezeki, dan lainnya.

Ya, menunggulah dalam kesibukan memperbaiki diri. Menunggulah dalam kesibukan beramal shalih, persubur silaturahim dan mendoakan saudara seiman. Kita tidak bisa mempersiapkan orang yang akan menjadi jodoh kita. Kita tidak punya kendali untuk mengatur orang yang ‘akan jadi jodoh kita’. Kita hanya bisa mempersiapkan diri kita. Membekali diri dengan segala kemampuan, keterampilan, sikap hati untuk menjalankan peran-peran dalam pernikahan. Ketika saat itu tiba, ijab qabul sah, seketika itu seperangkat peran diserahkan di pundak kita. Allah menyaksikan! Seketika itu kita akan menjadi istri/suami, menantu, ipar, anggota masyarakat baru. Dan seketika itu pula, tak cukup lagi waktu mempersiapkan diri. Ya, pernikahan bukan awal, jadi jangan berpikir untuk baru belajar, baru berubah setelah menikah.

Hidup itu adalah seni menerima, bukan semata-mata pasrah. Tapi penerimaan yang membuat kita tetap berjuang untuk mendapatkan ridha Allah. Karena apapun yang kita terima dari Allah, semuanya adalah pemberian, harta adalah pemberian, pendamping hidup adalah pemberian, ilmu, anak-anak, kasih sayang, cinta dan semua yang kita miliki hakikatnya adalah pemberian Allah. Semuanya adalah ujian yang mengantarkan kita pada perjuangan mendapatkan keridhaan Allah. Menerima dan bersyukur adalah kunci bahagia, bukan berburuk sangka dan berandai-andai atas apa yang belum diberikan Allah.
Dan apa saja yang diberikan kepadamu, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal, tidakkah kamu mengerti” (QS. al-Qashash: 60)

Menikah bukan akhir, bukan awal, ia setengah perjuangan. Pernikahan berarti peran baru, tanggungjawab baru, tantangan baru: bagian dari daftar yang akan dihisab dan dimintai pertanggungjawaban dari kita di yaumil akhir.

Tentang berjodoh itu, adalah tentang waktu, tentang tempat, tentang masa. Dan yang kita sebutkan tadi semua ada dalam genggaman Allah. Bukankah dalam surat al-ashr Allah bersumpah dengan waktu. “Demi masa, sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”. Ya, agar tak bosan, resah dan merugi saat menanti saat walimah tiba, sibuklah memperbaiki iman, amal dan tetap setia dalam kebenaran dan kesabaran.

Menikah dan mendapat pendamping hidup itu tidak pasti, ada banyak orang yang meninggal ketika masih bayi atau remaja. Tapi Mati itu sebuah kepastian. Orang yang menikah pun juga akan mati. Jangan terlalu galau, ada perkara yang lebih besar dari sekedar status menikah atau tidak menikah. Hidup itu bukan semata-mata perjuangan mendapatkan pendamping hidup. Karena yang telah menikah pun, harus terus berjuang agar mereka diberikan rahmat oleh Allah untuk tetap ‘berjodoh’ hingga ke surga, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini :

“(Yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun alaikum bima shabartum”. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar Ra’du 23-24).


Bab 13. Kompetensi Sosial berdasarkan Kompetensi Guru Nasional

Disusun Oleh 

Dr. Nancy Susianna

     Mira Rosalina S.Pd, M.T.
     Alfi Syukrina Amir, M.Pd.
     Amiq Fikriyati, M.Pd.
     Ditha Rismayani Priatna, M.Pd.

(STKIP SURYA) 

A. Kompetensi Dasar

Memahami kompetensi sosial guru  berdasarkan kompetensi guru nasional.

B. Indikator

Setelah mahasiswa mengikuti perkuliahan konsep dasar ilmu pendidikan diharapkan:
1.     Dapat menjelaskan  pengertian kompetensi sosial guru melalui  penjelasan dosen.
2.       Dapat menjelaskan 5 kemampuan kompetensi sosial  guru melalui  penjelasan dosen.

C.Materi Kompetensi Sosial Berdasarkan Kompetensi Guru Nasional


Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik) dan perilaku (afektif) yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).  

Kompetensi yang harus dimiliki guru menurut PP No 74 tahun 2008 meliputi :
a) Kompetensi pedagogik,
b) kompetensi kepribadian,
c) kompetensi profesional, dan
d) kompetensi sosial.
Kompetensi ini bukanlah suatu titik akhir dari suatu upaya pembelajaran melainkan suatu proses yang berkembang dan belajar sepanjang hayat (lifelong learning process).

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d).

Kompetensi sosial apa yang harus dimiliki oleh guru?
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008,  guru sekurang-kurangnya harus memiliki kompetensi untuk
1. berkomunikasi dengan baik secara lisan, tulisan, dan isyarat ;
Bobbi DePorter dalam buku terkenalnya Quantum Taeching menyebutkan prinsip komunikasi ampuh yakni menimbulkan kesan, mengarahkan atau focus pada materi yang disampaikan, dan spesifik. Guru hendaknya kreatif mengoptimalkan kemampuan kinerja otak sebagai tempat menimbulkan kesan. Maka guru dituntut mampu menentukan kata-kata yang tepat  dalam memberi penjelasan pada siswa. Oleh karena itu, sebaiknya guru menyusun perkataan yang komunikatif serta santun untuk pembelajaran yang berkesan dan bermakna.
Jika seorang guru tidak mampu untuk berkomunikasi, maka materi yang harus disampaikan kepada murid akhirnya tidak jelas tersampaikan yang mengakibatkan murid kebingungan dan tidak mengerti dengan penjelasan guru.

2. menggunakan teknologi komunikasi dan informasi;
Dalam perkembangan globalisasi yang semakin meningkat, kebutuhan untuk menguasai teknologi komunikasi dan informasi sangat dibutuhkan, ketika seorang guru tidak menguasainya, maka  dalam hal pembelajaran maupun cara komunikasi dengan siswa akan ketinggalan zaman, sekarang ini jaringan sosial untuk membangun komunikasi semakin luas misalnya dengan adanya  facebook, twitter, blog, e-mail, e-learning maupun fasilitas internet lainnya yang bisa dijadikan sarana untuk berkomunikasi  dan mencari ilmu pengetahuan selain di kelas. Berikut adalah manfaat adanya teknologi komunikasi dan informasi :
  • Memperluas kesempatan belajar
  • Meningkatkan efisiensi
  • Meningkatkan kualitas belajar
  • Meningkatkan kualitas mengajar
  • Memfasilitasi pembentukan keterampilan
  • Mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan
  • Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen
  • Mengurangi kesenjangan digital

3. bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik;
Adanya saling menghormati dan menghargai baik itu dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik.
4. bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dan memperhatikan aturan yang berlaku dalam masyarakat.
Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru perlu memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat misalnya melalui kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan. Ketika guru tidak memiliki kemampuan pergaulan, maka pergaulannya akan menjadi kaku dan kurang bisa diterima oleh masyarakat. Untuk memiliki kemampuan pergaulan, hal-hal yang harus dimiliki  guru adalah
a.       pengetahuan tentang hubungan antar manusia,
b.      memiliki keterampilan membina kelompok,
c.       keterampilan bekerjasama dalam kelompok,
d.      menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok
5. menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan
Seorang guru hendaknya benar-benar mengajar dari hati, tanpa adanya keterpaksaan, sehingga membuat siswa lebih nyaman dengan guru tersebut, selain itu seorang guru selalu berusaha untuk saling terbuka, membangun persaudaraan dimana disini guru bukan hanya berperan sebagai seseorang yang mengajar di kelas, tapi juga dapat berperan sebagai orang tua, kakak, teman ataupun sahabat. Hal ini akan mempengaruhi karakter dari siswa yang guru tersebut ajarkan, sehingga mereka akan lebih mudah menerima dan mengikuti apa yang guru tersebut sampaikan.  Guru juga harus memupuk semangat kebersamaan dengan adanya diskusi kelompok sehingga terbentuk ikatan emosional dengan teman-temannya.

Bagaimana Usaha Meningkatkan Kompetensi Sosial Guru ?

1)      Mengembangkan kecerdasan sosial
Mengembangkan kecerdasan sosial merupakan suatu keharusan bagi guru.hal tersebut bertujuan agar hubungan guru dan siswa berjalan dengan baik. Berkaitan dengan pernyataan tersebut Gordon sebagaimana dikutip oleh Suwardi menuliskan bahwa terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru yaitu:
a)      baik guru maupun siswa memiliki keterbukaan, sehingga masing-masing pihak bebas bertindak dan saling menjaga kejujuran.
b)      baik guru maupun siswa memunculkan rasa saling menjaga, saling membutuhkan, dan saling berguna.
c)       baik guru maupun siswa merasa saling berguna
d)      baik guru maupun siswa menghargai perbedaan, sehingga berkembang keunikannya, kreativitasnya, dan individualisasinya
e)      baik guru maupun siswa merasa saling membutuhkan dalam pemenuhan kebutuhannya.

Dari hal-hal di atas jelas bahwa guru hendaknya mengupayakan pengembangan kecerdasan sosialnya. Karena kecerdasan sosial guru akan membantu memperlancar jalannya pembelajaran serta dapat menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar.
Mengembangkan kecerdasan sosial dalam proses pembelajaran antara lain dengan mengadakan diskusi dan melakukan kunjungan langsung ke masyarakat. Dengan demikian akan tertanam rasa peduli terhadap kepribadian siswa. Selain itu siswa juga akan dapat memecahkan masalah, khususnya yang berkenaan dengan hal-hal yang mengganggu belajar dengan dirinya sendiri.

2)      Mengikuti pelatihan berkaitan dengan kompetensi sosial guru
Untuk mengembangkan kompetensi sosial guru hendaknya mengikuti pelatihan-pelatihan berkaitan dengan kompetensi sosial. Namun sebelum itu juga perlu diketahui tentang target atau dimensi-dimensi kompetensi ini yaitu; kerja tim, melihat peluang, peran dalam kegiatan kelompok, tanggung jawab sebagai warga, kepemimpinan, relawan sosial, kedewasaan dalam berelasi, berbagi, berempati, kepedulian kepada sesama, toleransi, solusi konflik, menerima perbedaan, kerjasama, dan komunikasi.

3)      Beradaptasi di tempat bertugas
a)      Guru dapat bekerja secara optimal di tempat tugas.
b)      Guru betah bekerja di tempat tugas.
c)      Guru menunjukkan kesehatan kerja  di tempat tugas

Berikut adalah 10 Cara untuk Meningkatkan Kompetensi Sosial menurut  Kathy Paterson

1.       Sadari komunikasi non-verbal Anda. Peserta didik Anda akan lebih mudah melihat ketidakselarasan antara gerak mata, mimik wajah , dan ucapan Anda.
2.       Pastikan Anda menyebut nama siswa atau rekan kerja Anda yang sedang berbicara pada Anda.
3.       Beri contoh seperti apa emosi negative itu. Dan ajarkan keterampilan mengatasi emosi dan yang membuat mereka stress.
4.       Reinforcement perilaku positif mereka secara konsisten.
5.       Berilah pertanyaan bersifat terbuka mengenai status emosi siswa  dan dengarkan baik-baik penuh empati.
6.       Tampillah dengan senyum, rileks, terbuka dan siap diajak bicara. Serta berikan sambutan yang tulus kepada siswa dengan penuh hangat dan hormat.
7.       Bila muncul ketegangan (Konflik), batasi dan nyatakan apa yang Anda percayai dan apa yang Anda dengar. Orientasi kebenaran bukan pada kesalahan-pahaman.
8.       Ungkap apa yang ada dalam pikiran Anda atau pendapat Anda secara sopan tanpa menunjukkan sifat arogansi atau sifat egois.
9.       Akuilah apa yang menjadi kesalahan Anda mengambil keputusan dan hindarilah menyalahkan orang lain.
10.   Deskripsikan semua prilaku dengan cara yang positif.

D. Tugas

1.       Jelaskan apa yang dimaksud dengan kompetensi sosial ?
2.       Menurut anda kompetensi sosial apa saja yang harus dimiliki oleh guru berdasarkan PP No 74 tahun 2008 ? Berikan alasan!
3.       Bagaimana cara-cara untuk meningkatkan kompetensi sosial guru ?
  

E. Referensi

UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 
Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008
Barnawi & Arifin, M. 2012. Etika dan Profesi Kependidikan. Yogyakarta:  Ar-Ruzz Media
Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.

BAB 12. Kompetensi Profesional berdasarkan Kompetensi Guru Nasional

Disusun Oleh 

Dr. Nancy Susianna

     Mira Rosalina S.Pd, M.T.
     Alfi Syukrina Amir, M.Pd.
     Amiq Fikriyati, M.Pd.
     Ditha Rismayani Priatna, M.Pd.

(STKIP SURYA)                                                                                                                               

A. Kompetensi Dasar

Memahami kompetensi profesional guru berdasarkan kompetensi guru nasional.

B. Indikator

Setelah mahasiswa mengikuti perkuliahan kompetensi profesional berdasarkan kompetensi guru nasional diharapkan:
a.      Dapat menjelaskan pengertian kompetensi profesional melalui penjelasan dosen.
b.      Dapat menjelaskan ruang lingkup kompetensi profesional melalui penjelasan dosen.
c.       Dapat menjelaskan standar kompetensi profesional guru melalui kegiatan diskusi.

C. Materi Kompetensi Profesional berdasarkan Kompetensi Guru Nasional


Kompetensi Profesional adalah kemampuan yang harus dimiliki guru da­lam hal perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Menurut Glickman guru profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Guru mempunyai tu­gas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pem­belajaran. Oleh karena itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran dengan baik.

Kompetensi Profesional guru berdasarkan Kompetensi Guru Nasional (Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007):
1.    Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

Beberapa materi, struktur, konsep yang mendukung mata pelajaran yang diampu :
1.      Kompetensi Guru mata pelajaran Fisika pada SMA/MA, SMK/MAK*
    Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori fisika serta    penerapannya secara fleksibel.
    Memahami proses berpikir fisika dalam mempelajari proses dan gejala alam.
    Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala alam.
    Memahami struktur (termasuk hubungan fungsional antar konsep) ilmu Fisika dan ilmu-ilmu lain yang terkait.
    Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum fisika.
     Menerapkan konsep, hukum, dan teori fisika untuk menjelaskan fenomena biologi, dan kimia.

2.      Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK*
    Mengoperasikan komputer personal dan periferalnya.
 Merakit, menginstalasi, men-setup, memelihara dan melacak serta memecahkan masalah (troubleshooting) pada komputer personal.
    Melakukan pemrograman komputer dengan salah satu bahasa pemrograman berorientasi objek.
    Mengolah kata (word processing) dengan komputer personal.
    Mengolah lembar kerja (spreadsheet) dan grafik dengan komputer personal.
     Mengelola pangkalan data (data base) dengan komputer personal atau komputer server.

3.    Kompetensi Guru mata pelajaran Matematika pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK*
 Menggunakan bilangan, hubungan di antara bilangan, berbagai sistem bilangan dan teori bilangan.
    Menggunakan pengukuran dan penaksiran.
    Menggunakan logika matematika.
    Menggunakan konsep-konsep geometri.
    Menggunakan konsep-konsep statistika dan peluang.
    Menggunakan pola dan fungsi.
    Menggunakan konsep-konsep aljabar.


2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
a. Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu
b. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu
c. Memahami tujuan pembelajaran yang diampu

Standar Kompetensi (SK), merupakan ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan.
Kompetensi Dasar (KD), merupakan penjabaran SK yang cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan SK peserta didik. Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

Dalam kurikulum, kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dideskripsikan secara terbuka, sehingga dijadikan standar dalam pencapaian tujuan kurikulum. Baik guru maupun siswa perlu memahami kompetensi yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Pemahaman ini diperlukan dalam merencanakan strategi dan indikator keberhasilan. Kurikulum berdasarkan kompetensi bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman kecakapan, nilai, sikap dan minat siswa agar mereka dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran disertai tanggung jawab. Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai dalam kompetensi ini bukanlah hanya sekedar pemahaman tentang materi pelajaran, akan tetapi bagaimana pemahaman dan penguasaan materi itu dapat mempengaruhi cara bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator merupakan penjelasan dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indikator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat penilaian. Guru harus menguasai ketiga hal tersebut; standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari mata pelajaran yang diampu agar dapat menyampaikan materi pelajaran dengan baik dan dapat diterima oleh siswa.


3.    Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
a.      Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
b.      Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

Dalam melaksakan proses pembelajaran, guru harus menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat agar siswa lebih mudah memahami pembelajaran. Guru menciptakan suasana yang dapat mendorong siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep yang benar.

Materi pelajaran yang dikembangkan guru juga harus sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Selain itu, di dalam pembelajaran guru juga perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaraan. Misalnya bagaimana menerapkan (menghubungkan pengetahuan yang lama dengan yang baru), perhatian, kerja kelompok, korelasi (hubungan timbal balik) dan prinsip-prinsip lainnya.

Berikut terdapat beberapa keterampilan dasar mengajar guru profesional :


1.      Keterampilan bertanya,
2.      Keterampilan memberikan penguatan,
3.      Keterampilan mengadakan variasi,
4.      Keterampilan menjelaskan,
5.      Keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
6.      Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
7.      Keterampilan mengelola kelas,
8.      Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.

4.    Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif
a.      Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus
b.      Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan.
c.       Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.
d.      Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila timbul perubahan tingkah laku positif pada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Konteks ini pada dasarnya bergantung pada guru sebagai elemen penting dalam kegiatan pembelajaran. Guru tidak hanya sebagai penerima pembaharuan pendidikan, namun ikut bertanggungjawab dan berperan aktif dalam melakukan pembaharuan pendidikan serta mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Mengembangkan keprofesionalan guru dapat dilakukan dengan melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.


Untuk mendukung refleksi dibutuhkan proses berfikir yang lebih tinggi, apalagi dalam proses pemecahan suatu permasalahan. Proses berfikir yang lebih tinggi membutuhkan pengetahuan-pengetahuan yang dibangun dari pengolahan informasi tentang permasalahan yang ada. Pengetahuan yang diambil itu harus bedasarkan pada kerangka berfikir ilmiah, sehingga pengambilan keputusan/tindakan dapat dilakukan secara lebih bertanggung jawab. Refleksi yang didasarkan dari proses berfikir yang lebih tinggi tidak akan bermanfaat bila hanya berhenti pada taraf ide. Tindakan yang didasarkan pada refleksi berfikir harus mengasilkan rencana pelaksanaan yang nyata, selain itu perlu  juga merencanakan proses evaluasinya, sehingga akan terjadi proses refleksi yang berkelanjutan.

Salah satu faktor yang diperlukan dalam berefleksi adalah kreatifitas guru. Kreatifitas menjadikan proses berefleksi menjadi lebih hidup, lebih bermakna dan berdaya guna. Proses kreatifitas selalu mencari sesuatu yang “lebih” dan menghindarkan guru dari keadaan stagnan  sehingga diharapkan mutu pembelajaran di dalam kelas akan menjadi lebih baik dan dinamis. Guru yang selalu berefleksi terhadap permasalahan yang terjadi didalam kelas akan dengan sendirinya meningkatkan kompetensinya. 

5.      Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri


a.      Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi
b.      Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.

Untuk menjadi guru yang profesional maka dituntut sejumlah kemampuan yang bukan hanya menguasai proses belajar mengajar tetapi juga menguasai IPTEK. Guru dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran dapat berlangsung dengan lebih mudah dan efisien. Guru dapat membuat media pembelajaran yang bervariasi untuk menarik motivasi siswa dalam belajar.

Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip –prinsip berikut :
1.      memiliki bakat dan minat
2.      panggilan jiwa dan idealisme
3.   memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.
4.      memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.
5.  memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan, memperoleh penghasilan sesuai prestasi kerja.
6.      memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

D. Tugas

1.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan kompetensi profesional?
2.      Bagaimana hubungan kompetensi profesional dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi 
         kepribadian?
3.      Bagaimana peran kompetensi profesional tehadap pembelajaran di kelas?
4.      Sebutkan dan jelaskan salah satu standar kompetensi profesional yang kamu ketahui?

E. Referensi:

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 .
-------. 2012. Penilaian Kompetensi Profesional Penguasaan Materi, Struktur, dan Konsep. [Online : 4 Desember 2012. ].  http://www.tuanguru.com/2012/10/penilaian-kompetensi-profesional-penguasaan-materi-struktur-konsep.html

Navel. 2012. PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Suatu Reflektif dalam Perbaikan Kualitas Pembelajaran). [Online : 4 Desember 2012. ].  http://navelmangelep.wordpress.com/2012/03/19/penelitian-tindakan-kelas-suatu-reflektif-dalam-perbaikan-kualitas-pembelajaran/.

-------. 2012. Keterampilan Dasar Mengajar Guru. [Online : 4 Desember 2012. ].