Minggu, 08 Mei 2011

Love Is Blind


 Power of love. Itu ungkapan kalimat yang selalu diungkapkan teman saya. Ia selalu tidak dapat mendisposisikan perasaannya tersebut. Ia selalu terjerat oleh perasaannya sendiri. Selalu berada dalam bayangan semu. Ia sadar betul dengan perasaannya tersebut. Cinta yang dimilikinya membuat ia tidak dapat berpikir secara rasional. “Keringanannya” membantu lelaki itu tidak lebih karena rasa yang dimilikinya. Pun dia sadar ketika lelaki itu terkesan seperti memanfaatkan posisinya. Saat ia butuhkan lain tidak. Meskipun saya tidak memungkirinya ia terkenal sebagai sosok yang sering membantu rekan-rekannya.
Seperti biasa ia dihubungi oleh temannya tersebut. Ia diminta untuk membantunya menyelesaikan tugas akhir lelaki itu. Dengan rasa yang dimilikinya, ia ringan saja membantu meskipun terkadang, ia mengeluh, ia dihubungi bila ada keinginan dari temannya sehingga malah terkesan azas manfaat. Tapi Ia tetap saja tidak mampu menolaknya. Ia memiliki kebahagiaan lebih bila membantu lelaki itu mesakipun rasa itu tidak dimilikioleh temannya. Entah mengapa bila ia membantu lelaki tersebut ia merasa lebih “ikhlas” ,” jelasnya pada saya.
Begitupun halnya dengan saya. Saya pernah mencoba untuk mengingatkannya atas segala perhatian yang diberikan. Sungguh, saya hanya tidak ingin ia semakin menderita dengan perasaannya sendiri sebab ia berada dalam posisi bertepuk sebelah tangan.
“Terkadang saya sendiri tidak mengerti apa yang terjadi pada diri saya ini,” ujarnya sesaat. Tuturnya,” Saya pun ingin segera lepas dari kondisi ini, tapi sangat sulit untuk menghadapi kenyataan”. Saya hanya tersenyum. Andaikan ia dapat berpikir secar bijak tentu saja ia dapat membuat sebuah keputusan dalam hidupnya. Yap, dengan menjaga jarak. Saya pikir itu yang tepat. Meskipun itu tidak sesederhana yang dibayangkan apalagi bagi dirinya.
Bila saya membaca ungkapan love is blind. Cinta itu buta. Benak saya dipenuhi olehnya. Mungkin itu yang dialami oleh teman saya ini. Membuatnya tidak dapat berpikir jernih. Saya selalu berharap, suatu saat ia dapat mengelola rasa cintanya itu dalam bingkai keilahian. Alangkah indahnya bila bantuan yang diberikan bukan karena cinta tapi karena persahabatan. Tepatnya karena ukhuwah islamiyah.
Saya pernah menemukan sebuah kalimat bijak yang mengajarkan saya tentang cinta juga persahabatan.
“ Rasa hormat tidak akan pernah membawa kepada persahabatan tapi persahabatan tidak akan pernah ada tanpa rasa hormat. Inilah yang membuat persahabatan lebih dari sekedar rasa cinta”. Ah, andaikan ia tahu.

By : EraMuslim

Kamis, 05 Mei 2011

narsis berdua dengan bu agustina ^^

Hari itu adalah hari sabtu, tepat di tanggal 5 Maret 2011, ada kegiatan olahraga yang harus kami ikuti, dan kegiatan itu adalah salah satu kegiatan tridaya se- Bandung.

Acaranya seru banget, saya dan agustina merupakan tim pengajar dari Tridaya Nias, Kami memakai kostum dengan ciri khas masing-masing unit, melihat semua keberagaman warna dengan ciri khas masing-masing membuatku terkagum-kagum dengan semuanya, ditambah dengan kekompakan masing-masing unit dalam berbagai permainan olahraga . Alhamdulillah semoga tridaya tetap berjaya, menorehkan segenap prestasi untuk memajukan generasi bangsa ini, dan mudah-mudahan guru-gurunya senantiasa kompak..Banyak pelajaran yang bisa saya ambil selama menjadi pengajar disana..makasih banyak untuk semuanya, makasih telah memberikan warna dalam kehidupanku....^^

Setelah acara itu selesai, akupun mulai melanjutkan dengan agenda lainnya, yaitu foto bareng dengan beberapa sahabat kuliahku tercinta, meskipun habis olahraga, tapi tetap semangat, karena mau ketemu sama mereka, dan inilah salah satu hasil foto-nya :

miss u my friend ^^

Membuat Passport Yuk !! ^^


Jika anda ingin membuat paspor dengan mudah dan cepat tanpa melalui CALO, Kementrian Hukum dan HAM melalui Dirjen Imigrasi telah menyediakan fasilitasnya. Langkah awal adalah anda buka situs berikut:
1. http://ipass.imigrasi.go.id:8080/xpasinet/faces/PassportFormCustomer.jsp
2. Lengkapi data-data yang harus diisi di setiap kotak dan harus sesuai dengan dokumen yang anda punya.
3. Pastikan bahwa Kanim (Kantor Imigrasi) yang anda isi adalah Kanim tempat dimana anda akan melakukan proses pembuatan paspor. Anda bebas memilih Kanim, carilah Kanim yang paling dekat dengan rumah anda, Kanim tersebut tidak harus sesuai dengan KTP domisili anda.
4. Siapkan hasil scan dokumen-dokumen berikut:
    - Kartu Tanda Penduduk (KTP)
    - Akta Kelahiran atau Ijasah terakhir atau Surat Nikah (bagi yang sudah menikah)
    - Kartu Keluarga
    - Surat Rekomendasi dari Atasan bagi anda yang bekerja sebagai PNS, TNI/POLRI, Karyawan   BUMN/Swasta
5. Hasil Scan dokumen-dokumen tadi harus dalam format GRAYSCALE .jpeg dengan ukuran maksimum 300 kB (perlu anda ketahui bahwa jika anda men-scan dokumen hitam putih, hasilnya belum tentu dalam format GRAYSCALE, Oleh karena itu, lakukan edit pictures di Windows Picture Manager dengan mengeset gambat pada saturation paling rendah sehingga gambar yang dihasilkan sudah dalam format GRAYSCALE).
6. Upload hasil scan tadi, kemudian anda akan mendapatkan tanda bukti pra-permohonan.
7. Print/cetak tanda bukti pra-permohonan tadi.


Kemudian sehari sesudahnya, anda bisa langsung datang ke Kantor Imigrasi sesuai dengan yang anda isi pada permohonan online hari sebelumnya.
1. Sebelum berangkat ke Kantor Imigrasi, siapkan dokumen-dokumen yang anda scan sebelumnya ASLI dan FOTOCOPY dalam kertas A4, serta hasil print tanda bukti pra-permohonan.
2. Datanglah pagi-pagi, maksimal jam 7 anda sudah harus tiba di Kantor Imigrasi.
3. Anda harus membeli satu bundle Map berwarna hijau di Koperasi Imigrasi (biasanya terletak disamping tempat pembuatan paspor). Map tersebut berisi Buku Paspor yang masih kosong dan Surat Pernyataan pembuatan paspor, harganya Rp 10.000,-, jangan lupa beli materai 6000 untuk kelengkapan Surat pernyataan tadi.
4. Ambil Form Pembuatan Paspor di Bagian Pelayanan/Informasi, Form ini disediakan secara CUMA-CUMA.
5. Isi semua dokumen baru yang anda dapatkan pada pagi tersebut.
6. Silahkan anda masuk pada bagian pengurusan paspor, cari loket yang ada tulisan "PASPOR VIA INTERNET", antrilah disitu di loket tersebut. Anda tidak perlu antri untuk mengambil no antrian seperti jika anda membuat paspor secara manual.
7. Setelah dokumen anda diperiksa, anda disuruh mengantri di loket Penukaran tanda bukti pra-permohonan, barulah setelah itu anda mendapat nomor antrian untuk pembayaran biaya paspor dan pengambilan foto serta wawancara. Biaya pembuatan paspor sebesar Rp 255.000,-
8. Anda harus selalu memperhatikan nomor antrian yang dipanggil untuk setiap proses diatas, karena jika nomor antrian anda sudah terlewati, maka anda dinyatakan gugur dan diletakkan di antrian terakhir.
9. Pada saat wawancara, akan dilakukan cross check data yang anda tulis dengan jawaban anda, jawablah dengan benar setiap pertanyaan sesuai dengan data anda. Setelah itu, anda akan dapat tanda bukti bahwa anda telah melalui semua tahapan pembuatan paspor yang harus anda bawa saat pengambilan paspor jadi. Biasanya setelah 3-4 hari kerja anda sudah bisa mangambil paspor anda.
10. Semua proses/tahapan diatas rata-rata akan anda lalui dalam waktu 1 hari penuh, dari pagi sampai sore. Jadi, sediakan waktu 1 hari penuh untuk pembuatan paspor.
11. Jadi, total biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan paspor ini adalah Rp 270.000,- (kalau sekarang ga tau tah, masih kurang dari 500 rb kayaknya )


Pembuatan paspor via internet seperti di atas sangat membantu petugas imigrasi untuk memasukkan data anda, sehingga waktu yang diperlukan untuk semua proses hanya 1 hari.


Jika tanpa melalui internet, anda perlu watu lebih dari sehari untuk melalui semua tahapan di atas. Hari pertama hanya untuk pemberkasan, 1-2 hari berikutnya anda diminta datang lagi untuk pembayaran, foto, dan wawancara. 3-4 berikutnya anda sudah bisa mengambil paspor. Ribet dan lama kan??!!!!
Selamat membuat paspor.

Betapa Sayangnya Engkau Padaku


Termenung di keheningan malam, sambil sesekali menikmati aroma minuman teh manis yang barusan kuseduh, teringat kembali setiap episode yang kujalani sampai detik ini. Umurku tahun ini, genap 24 tahun dan sekarang Aku sedang duduk di bangku sebuah universitas terkenal di daerah Bandung, hari gini masih kuliah?? hehe...ya..Aku masih kuliah,  tapi bukan karena Aku ga lulus-lulus, alhamdulillah Allah memberikan rizqi untuk bisa melanjutkan studi S-2 ku, Aku mendapatkan beasiswa untuk bisa kuliah disana ^_^
Terkenang kejadian masa laluku, Aku dulu masuk SMA favorit di daerahku, ya..favorit karena banyak diminati dengan kualitasnya yang bagus dan elit karena disana adalah kumpulan orang-orang yang berduit berkumpul, hehe..mungkin Aku nyasar masuk kesana, Aku nekat ingin masuk kesana dengan segala keterbatasanku dalam hal dana, tapi aku tetap teguh dengan pendirianku untuk masuk kesana. Tahukah teman... Aku bukan termasuk orang yang berduit, keluargaku berasal dari keluaraga yang pas-pasan, bahkan bisa dikatakan keluarga yang kurang dalam hal ekonomi. Alhamdulillah dengan berbekal sedikit prestasiku di SMP, aku mendapatkan beasiswa untuk bisa masuk kesana. ya Allah..betapa senangnya aku bisa masuk kesana...ya Allah inginnya Aku bisa memutar roda kehidupanku, membahagiakan semua keluargaku...
Sosialisasi di SMA kulalui dengan baik, Alhamdulillah Aku tidak minder selama belajar disana, dan akupun berusaha cuek dengan keadaanku yang serba pas-pasan, aku berusaha menjalani semuanya dengan penuh kelapangan, sambil menimba ilmu disana, akupun belajar berjualan meskipun hanya kecil-kecilan, mencoba menggali potensi jiwa enterpreneur yang kumiliki, dan alhamdulillah semua itu berjalan sampai aku duduk di bangku kelas tiga. Masa-masa menegangkanpun datang, tiga tahun aku menimba ilmu disana, dan saat yang ditunggu-tunggu pun tiba, saat dimana seseorang menentukan mau dilanjutkan kemanakah kuliahnya??? Senang sekali bersama dengan orang-orang yang penuh semangat, hampir semua temanku sudah menentukan pilihan akan melanjutkan kemana mereka, betapa pedulinya mereka dengan yang namanya masa depan. Dalam hati kecilku, ingin rasanya aku menangis, bukannya menangis karena melihat semangatnya teman-temanku, justru semangat-semangat itu menjadi motivasi yang kuat untukku agar bisa mengalahkan segala keadaan yang kurang strategis buatku...
Tahukah teman...keluargaku ternyata tidak mendukungku untuk bisa melanjutkan kuliah, orang tuaku marah-marah karena aku minta kuliah, dengan keterbatasan ekonomi yang ada, sepertinya tidak memungkinkan untukku melanjutkan kuliah, bahkan hampir semua warga sekampung mengatakan aku adalah orang yang egois, yach...Aku egois karena tidak memikirkan kondisi ekonomi keluarga, aku egois karena tidak memikirkan kondisi adik-adikku yang masih kecil yang butuh biaya buat sekolah...sedih juga dikatakan seperti itu...ya Allah berikan hamba-Mu kesabaran..
Semua perkataan itu tidak menyurutkan setiap langkahku untuk bisa  melanjutkan kuliah, ya Allah aku sangat yakin dengan janji yang Kau tuangkan dalam kitab suci-Mu, kau tuangkan sebuah kalimat ”Engkau tidak akan merubah keadaan suatu kaum, melainkan kaum itu sendiri yang merubahnya” dan di satu kalimat yang lain ”di setiap kesulitan pasti ada kemudahan, dan selalu ada kemudahan”. Aku tidak mau menyerah, aku tidak mau menyesal, aku harus ikhtiar yang maksimal dan hasilnya aku serahkan semuanya kepada Allah...ikhtiar demi ikhtiar kulakukan, aku tabung uang beasiswaku untuk bisa mengikuti ujian SPMB ke Bandung, aku belajar sembunyi-sembunyi untuk menghindari sindiran yang bikin ga nyaman, aku minta bantuan temen-temen untuk mencarikan link beasiswa untukku, dan aku minta do’a dari orang tuaku agar aku dimudahkan dalam menjalani proses ini, aku bilang ke mereka, insya allah aku tidak akan merepotkan mereka, hanya do’a yang kupinta, do’a dari kalian adalah pembuka jalan untuk rizqiku...insya allah...
Alhamdulillah fase SPMB kulewati, masih belum terpikirkan dari mana biaya untuk masuk kuliah, masih terdengar sindiran-sindiran orang-orang di sekitarku , ingin rasanya aku membuktikan kalau tidak ada niat sedikitpun untuk bersikap egois, aku ingin maju dan aku ingin mengubah kehidupanku menjadi lebih baik, apakah itu sesuatu hal yang salah??? Orang-orang memintaku untuk tidak memikirkan kuliah dan masuk ke dunia kerja...hmmm...masuk ke dunia kerja sebagai lulusan SMA...kerja apa sih?? berapa sih gaji seorang lulusan SMA??? Mampukah aku mengubah kehidupanku dengan berbekal gaji seorang lulusan SMA yang notabene keahlianku masih kurang???
Akhirnya untuk membuktikan pada mereka bahwa aku bisa kerja, disela-sela menunggu pengumuman SPMB, aku mulai mencari pekerjaan...aku mulai bikin planning, sepertinya aku memang butuh kerja dulu, kalau aku lulus SPMB, berarti aku perlu uang untuk berangkat ke Bandung, dan kalaupun tidak lulus, setidaknya aku sudah punya pegangan pekerjaan.
Ingin kuceritakan semua pengalaman mencari pekerjaan itu, semuanya mengalir seperti sinetron, tempat demi tempat kusinggahi, dan tidak satupun ada lowongan pekerjaan, di tengah teriknya matahari aku mulai mengusap peluh, harus kemana aku mencari kerja, ternyata tidak semudah yang dibayangkan...akupun mulai kebingungan, dan mencoba untuk beristirahat di sebuah kedai tempat minum es kelapa muda, aku coba hilangkan semua kegelisahanku, semua kepenatanku dengan meminum es kelapa muda yang bikin tenggorokanku yang kering ini menjadi seger kembali..subhanallah..maha suci engkau ya Allah..ketika aku minum, tampak terdengar olehku pembicaraan orang yang mengatakan bahwa ada lowongan kerja di toko A, aku langsung senang mendengarnya, secepatnya aku habiskan minuman itu, segera aku langkahkan kaki ke tempat itu, dan Alhamdulillah aku keterima kerja disana sebagai pramuniaga...Engkau Maha Pemberi Rahmat Ya Allah.
Niatku untuk terus ikhtiarpun tidak pernah surut, sambil menjalani rutinitas baruku, aku mencoba mencari link beasiswa, dan alhamdulillah dengan bantuan sahabat-sahabatku, akhirnya aku mendapatkannya, ada seseorang yang mau menjadi ayah asuhku dan memberikan beasiswa untuk biaya masuk kuliah, Subhanallah betapa senangnya hati ini...Engkau mudahkan jalan ini dan semakin aku yakin dengan setiap janji-Mu.. semakin aku yakin bahwa Engkau ridho dengan setiap usaha yang kulakukan...
Akhirnya pengumuman SPMB pun dibuka, perasaan tegang mulai menjalari tubuhku, merambat ke setiap urat syarafku, menciptakan harmoni yang tidak menentu, akankah aku lolos di SPMB ini? ataukah aku akan tetap bekerja sebagai seorang pramuniaga?
Alhamdulillah aku keterima di sebuah universitas negeri dan keluar dari pekerjaan yang sudah kulalui selama sebulan, kutunjukkan pada orang tuaku berapa gajiku selama sebulan, tahukan kalian berapa gajiku pada saat itu? Di amplop itu terdapat 2 lembar uang seratus ribuan dan 1 lembar uang lima puluh ribuan, aku coba mensyukuri hasil kerja kerasku dan mengambil hikmah dari semuanya, dan aku coba jelaskan ke orang tuaku, aku tidak akan bisa mengubah kehidupanku dengan gaji sebesar itu.
Alhamdulillah, aku bisa duduk di bangku S-1, setidaknya biaya masuk sudah ada, sekarang tinggal memikirkan untuk biaya kehidupanku selama kuliah, karena secara otomatis tidak mungkin aku bergantung terhadap orang tuaku, akupun mulai mencari beasiswa, memang Allah sudah memberikan jalan untuk masing-masing hamba-Nya, aku coba ikut tes  scholarship Sampoerna Foundation, yang ikutan tes itu banyak sekali, dan yang disharing cuma 10 orang, aku mulai berpikir untuk bisa mendapatkan beasiswa itu, dan mencoba ikhtiar yang maksimal, mudah-mudahan ada rizqiku disana, aku sangat tertarik dengan beasiswa itu karena merupakan beasiswa terbesar di kampusku, tidak pernah terbayangkan sebelumnya ada beasiswa yang gratis biaya kuliah dengan biaya hidupnya ditambah dengan gratis fasilitas kursus bahasa maupun fasilitas internet. Tahap demi tahap kulewati dan alhamdulillah ada rizqiku di beasiswa itu, aku keterima menjadi salah satu penerima beasiswa itu, aku beritahukan kabar gembira ini pada keluargaku dan ayah asuhku. makasih atas setiap do’a yang kalian berikan untukku...
Menjalani perkuliahan S-1 dengan syarat harus memenuhi IPK yang ditargetkan pihak pemberi beasiswa, membuatku semakin bersemangat untuk menjadi lebih baik, dengan suasana teman yang kondusif, saling menyemangati dan saling menguatkan, akhirnya aku bisa lulus kuliah kurang dari empat tahun dengan nilai yang sangat memuaskan.
Aku mulai masuk ke dunia kerja, mencari pengalaman demi pengalaman dan sambil berharap untuk bisa melanjutkan S-2, setelah setahun aku kerja, keinginan untuk bisa melanjutkan S-2 mulai muncul seperti rumput yang menjalar dengan cepatnya, aku bener-bener ingin melanjutkan S-2, tapi..apakah itu mungkin? dengan ketersediaan dana yang ada? kalau secara logika, itu seperti hal yang tidak mungkin, tapi ketika yakin kepada Allah, tidak ada yang tidak mungkin, sama seperti sebelumnya, akupun mulai mencari link beasiswa S-2, Aku yakin ketika allah memudahkan langkahku untuk mendapatkan link S-2, Allah akan mempermudah setiap langkahku selanjutnya, alhamdulillah aku mendapatkan link itu...dan senangnya hati ini..pintu S-2 terbuka lebar di hadapanku, tinggal aku memutuskan, maukah aku berpetualang untuk masuk ke pintu itu, berjuang untuk mendapatkan beasiswa itu ? dengan berbagai tes yang harus kulalui, dan pilihanku...aku akan masuk kedalamnya, aku akan berpetualang untuk masuk ke pintu itu, ya...pintu masa depanku yang mudah-mudahan menjadi pintu untuk kebahagiaan keluargaku juga...S-2 ..i’m coming...^_^
Alhamdulillah tes demi tes kulewati, aku hanya bisa bersabar dan berharap diberikan yang terbaik oleh-Nya, yang terpenting dalam hidupku, aku sudah berikhtiar semaksimal mungkin. Dan alhamdulillah akhirnya keputusan yang ditunggu-tunggupun tiba.
“AKU LOLOS BEASISWA S-2”....\^.^/
Ya Allah betapa banyak nikmat yang  Engkau berikan, betapa sayangnya engkau padaku, Alhamdulillah atas segalanya, semoga ini semua menjadi pelajaran untukku agar senantiasa selalu bersyukur kepada-Mu, senantiasa dekat dengan-Mu...

Memulai untuk menjadi lebih baik

postingan coba-coba saja hehehehe....^^